
A. Prilaku Taat Kepada Aturan
1. Pengetian Taat
Taat secara etimologis berasal dari kata tā'ah yang artinya 'tunduk melakukan perintah'. Melalui pengertian ini, ketaatan mengandung unsur 'kesadaran' dan 'adanya perintah' yang diikuti. Setiap orang beriman, wajib bersikap taat dan patuh kepada perintah Allah swt., Rasul,dan ulil amri (Pemerintah).
2. Batasan Taat
a. Ketaatan pada semua perintah Allah swt. dan Rasul-Nya bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar atau dipilih-pilih karena semua perintah Allah swt. pasti mengandung kemaslahatan dan larangan-Nya mengandung mudharat (bahaya).
b. Ketaatan kepada ulil amri bersifat terbatas, yaitu selama perintahnya sejalan dengan perintah Allah swt. dan Rasul-Nya.Jika bertentangan,tidak wajib ditaati.Ketaatan kepada Allah swt., Rasul, dan ulil amri saling terkait. Jika seseorang mendurhakai (tidak menaati) perintah ulil amri, berarti ia juga telah mendurhakai Allah swt. dan Rasul-Nya.
c. Kita harus tetap menaati perintah ulil amri yang tidak bertentangan dengan perintah Allah swt.walaupun akhlaknya tidak terpuji karena ia telah dipilih secara sah dan masing-masing akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah swt. di akhirat kelak.
d. Jika tidak ditemukan titik temu, perlu mengem-balikan semua persoalan dengan tetap merujuk kepada Allah swt. (Al-Qur'an) dan Rasul (hadits)serta ijtihad para 'ulama
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu)dan lebih baik akibatnya." (Q.S. An-Nisa'/4: 59)
2. Isi dan Kandungan Ayat QS An Nisa Ayat 59
Ayat ini memerintahkan kepada orang-orang beriman agar taat kepada Allah swt., Rasulullah saw.,dan kepada para pemegang kekuasaan.
a. Taat dan patuh kepada perintah Allah swt.dengan mengamalkan isi Al-Qur'an.Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua yang diperintahkan pasti mengandung manfaat.Sebaliknya, segala yang dilarang-Nya pasti mengandung mudharat (bahaya).
b. Menaati tuntunan Rasulullah saw. karena perintahnya merupakan penjelas dari perintah-Nya dalam Al-Qur'an.
c. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh ulil amri, yaitu orang-orang yang memegang kekuasaan di antara kamu. Jika ulil amri sudah bersepakat dalam satu hal, kaum muslimin berkewajiban mematuhinya dengan syarat ketetapannya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadits. Apabila bertentangan,kaum muslimin tidak boleh mematuhinya.
d. Jika terdapat masalah yang diperselisihkan dan tidak ada kata sepakat, dikembalikan kepada Al-Qur'an dan hadits. Jika pada keduanya pun tidak ada solusinya secara tegas, dianalogikan (diqiaskan) dengan sesuatu yang ada persesuaiannya dalam Al-Qur'an maupun hadits.Semua itu dilakukan oleh para pakar/'ulama dan cendekiawan yang kompeten di bidangnya.
4. Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Ayat QS An Nisa Ayat 59
a. Berusaha mengkaji ayat-ayat untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang hakikat taat kepada Allah swt., Rasulullah saw., dan ulil amri.
b. Meyakini bahwa setiap perintah-Nya pasti mengandung manfaat dan setiap larangan-Nya
pasti mengandung mudharat (bahaya) bagi manusia.
c. Berusaha melaksanakan semua perintah Allah swt.dan menjauhi semua larangan-Nya.
d. Berusaha meneladani semua akhlak Rasulullah saw., baik dalam hal ibadah ritual (mahdah)atau pun ibadah sosial (interaksi dengan sesama makhluk).
e. Mematuhi perintah pemerintah selagi aturannya tidak bertentangan dengan perintah Allah swt.dan Rasul-Nya
5. Hadts Tentang Taat Kepada Aturan
Artinya
Hadits ini menegaskan kepada setiap muslim agar senantiasa taat kepada Allah swt., Rasulullah saw., dan kepada ulil amri. Maksud dari ulil amri adalah pemimpin/penguasa yang sah dari kalangan kita. Ketaatan kita kepada Allah swt. dan Rasul-Nya bersifat mutlak dan tidak ada tawar-menawar.
Akan tetapi, ketaatan kepada ulil amri bersifat sementara dan bersyarat, yaitu selagi perintahnya tidak bertentangan dengan perintah Allah swt. dan Rasul-Nya.Adapun jika perintah itu tidak sejalan dengan aturan Allah swt. dan Rasul-Nya, tidak ada kewajiban bagi kita untuk mematuhinya.
2. Kriteria Perbuatan Baik atau Amal Shalih
a. Niat yang ikhlas karena Allah swt.
b. Benar dalam melaksanakannya, sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya.
c. Bertujuan hanya mencari ridha Allah swt.